Pages

Sunday, September 19, 2021

Gerakan Pilah Sampah & Circular Economy

Gerakan Pilah Sampah dari Rumah Dorong Ekonomi Sirkular

19 September 2021, 05:42:50 WIB

Pekerja saat memilih limbah plastik yang telah di daur ulang di kawasan Pondok Gede, Jakarta, Rabu (15/9/2021). Pemerintah akan merealisasikan rencana pengenaan cukai plastik dengan target penerimaan senilai Rp. 500 Miliar. Untuk kantong plastik, tarif yang dipatok pemerintah senilai Rp30.000 per kilogram atau Rp200 per lembar. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta agar masyarakat dapat memilah sendiri sampah dari rumah untuk diberikan ke bank sampah. Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Indonesia Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, perilaku tersebut dapat memberikan manfaat berupa peningkatan perekonomian.

“Sudah saatnya kita bicara tentang mari kita pilah sampah dari rumah. Bagaimana meningkatkan bank sampah dan bagaimana sampah itu terkelola,” ujarnya saat ditemui di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Sabtu (18/9).

Menurutnya, kegiatan memilah sampah dan mengumpulkannya ke bank sampah dapat mengurangi bahan baku impor. Sebab, selama ini Indonesia masih mengimpor bahan baku plastik dan kertas yang mana masih berbentuk bahan dasar sampah.

“Bagaimana sampah jadi bahan baku daur ulang yang mandiri, tidak impor lagi. Mari kita gunakan sampah sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai ekonomi sirkular. Tentu ini semua membutuhkan dukungan semua pihak,” tuturnya.

Rosa menambahkan, proses pemilahan sampah akan berujung pada capaian Indonesia bersih pada 2025 mendatang. Harapannya akan mengurangi sampah sisa residu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang saat ini tingginya sudah melewati batas.

“Selama ini Indonesia masih impor sampah plastik 30 persen dan sampah kertas 50 persen. Itu sampah yang diimpor. Itu sampah yang sudah terpilah. Dari Belanda, dari New Zealand. Jadi sebaiknya sampah ini dipilah kemudian dikirim ke bank sampah,” ungkapnya.

Rosa melanjutkan, pemerintah membutuhkan kerja sama swasta dalam pengelolaan sampah tersebut. Salah satunya melalui kegiatan aksi bersih-bersih serentak di dunia (World Cleanup Day) dalam mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk memiliki kesadaran membersihkan, menjaga, dan memelihara lingkungan mulai dari diri sendiri, rumah dan masyarakat.

Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah menjadi tema WCD tahun ini mengingat situasi dan kondisi masih dalam pandemi Covid-19. Sehingga kegiatan aksi bersih-bersih ini dilakukan dari rumah masing-masing yaitu masyarakat melakukan pemilahan sampah di rumah kemudian dikumpulkan dan dibawa ke bank sampah untuk ditimbang.

Dalam kesempatan yang sama, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengatakan, pilah sampah dari rumah adalah bagian penting dalam mata rantai ekonomi sirkular untuk meningkatkan tingkat pengumpulan (collection rate), dan kualitas hasil pengumpulan.

“Peran serta masyarakat dalam pilah sampah akan mendapatkan benefit ekonomi langsung, dengan menjual hasil pilah sampahnya ke bank sampah, atau ke titik pengumpulan,” ucapnya.

Melalui kegiatan aksi bersih-bersih ini, kata dia, diharapkan masyarakat Indonesia makin sadar akan pentingnya memilah sampah dari rumah, dan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan memilah sampah dengan tepat antara sampah organik, sampah plastik, dan sampah kemasan lain akan memudahkan pihak pengepul, pengelola bank sampah maupun pendaur ulang dalam mengolah atau memanfaatkannya.

“Nilai sampah kemasan plastik jika tidak terkontaminasi dengan sampah organik maka akan bernilai lebih tinggi,” pungkasnya.


Sumber :

https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/19/09/2021/gerakan-pilah-sampah-dari-rumah-dorong-ekonomi-sirkular/?page=all

No comments:

Post a Comment