Pages

Thursday, December 24, 2020

Bioeconomy Model untuk Indonesia

Ketika Eropa mentargetkan bioeconomy-nya bisa menggerakkan ekonomi sebesar € 2 trilyun (34.000 trilyun rupiah atau 17 kali APBN Indonesia) dengan menyerap 20 juta tenaga kerja dan lebih khususnya Belanda yang luasnya kurang lebih seukuran Jawa Timur mentargetkan € 2,6-3 milyar (sekitar 50 trilyun rupiah) dengan bioeconomy-nya, Indonesia sebagai negara tropis, tanah yang luas dan subur seharusnya bisa mendongkrak ekonominya juga dengan bioeconomy. 

Pendekatan dan model bioeconomy yang dikembangkan Indonesia bisa saja berbeda dengan yang dilakukan di Eropa dan di Belanda, karena potensi alamnya dan karakteristik penduduknya juga tidak sama. 

Dengan penduduk mayoritas muslim sudah seharusnya Indonesia mengembangkan banyak model-model bioeconomy yang sejalan dengan nilai Islam. Hal ini karena bioeconomy juga akan terkait terkait masalah pangan dan sandang yang dalam Islam sangat jelas terkait dengan masalah halal haram. Bukan hanya itu tentu model tersebut juga dioptimasi sehingga bisa semaksimal mungkin membawa kemakmuran umat dan memberi solusi pada sejumlah masalah besar yang dihadapi. 

Ekonomi Islam yang belum menjadi mainstream di negeri mayoritas Islam adalah salah satu masalah besar tersebut. Dengan banyak melakukan syirkah dan wakaf sejumlah peluang-peluang besar dalam era bioeconomy bisa dengan mudah ditangkap dan dioptimalkan.

Dengan iklim tropis, tanah luas, subur dan curah hujan tinggi, pengembangan kebun energi untuk produksi wood pellet, peternakan domba, peternakan lebah madu dan produksi arang dengan pyrolysis adalah salah satu model bioeconomy yang bisa dikembangkan. 

Pyrolysis selain menghasilkan arang juga menghasilkan syngas yang bisa dikonversi menjadi listrik. Listrik berguna untuk menjalankan unit pyrolysis tersebut dan juga produksi wood pelletnya. Limbah pabrik sawit seperti tandan kosong kelapa sawit maupun limbah perkebunan kelapa sawit yakni pelepah bisa digunakan untuk bahan baku pyrolysis tersebut. 

Sampah kota juga bisa dijadikan bahan baku untuk pirolisis tersebut. Jika tidak maka sejumlah atau sebagian kayu dari panen kebun energi bisa digunakan untuk bahan baku pyrolysis tersebut. Produk lainnya dari pyrolysis yakni arang, biooil dan pyroligneous acid (liquid smoke). 

Semua produk tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bisa diupgrade untuk menjadi sejumlah produk turunan. Seberapa panjang mata rantai industri juga tergantung dari keekonomian industri tersebut. Semakin panjang rantai industri semestinya akan memberi nilai tambah semakin besar dan kontribusi yang besar juga pada bioeconomy. 

Bagaimana bisa merealisasikan bioeconomy model di atas? Tentu pekerjaan besar untuk merealisasikan bioeconmy model tersebut karena mengintegrasikan beberapa unit sehingga menjadi siklus tertutup. Entry point bisa dimulai dari salah satu unit bisnis yang lebih mudah dilakukan. 

Penggembalaan domba atau Penggembalaan domba dan sapi (mixed grazing) bisa jadi entry point termudah, karena bagi umat Islam juga mendukung untuk penegakan syar'i at Islam, yakni syar'i at qurban setiap 10 Dzulhijah. 

Selain itu juga berarti akan meningkatkan produksi daging dalam negeri. Penggembalaan rotasi (rotation grazing) adalah pola penggembalaan yang efektif dan efisien, apalagi dibandingkan pola penggembalaan tradisional, yakni penggembalaan kontinyu (continous grazing).  

Setelah penggembalaan tersebut, selanjutnya diikuti dengan produksi wood pellet dari kebun energi, yang limbah daun-daunnya yang juga kaya kandungan protein juga akan sebagai pakan tambahan bagi hewan-hewan ternak tersebut. Kotoran ternak dari kandangnya bisa digunakan untuk pupuk di kebun energi, sedangkan padang penggembalaan sendiri telah mendapatkan pupuk sewaktu penggembalaan dilakukan di area tersebut. 

Terakhir yakni mengintegrasikan unit pyrolysis yang tujuan utamanya untuk produksi listrik untuk mencukupi operasinal pabrik wood pellet. Mata rantai industri bisa dikembangkan lebih panjang dengan menggunakan bahan baku (feedstock) dari hasil samping proses pyrolysis tersebut. 

Ketika model ini bisa dibuat dan terbukti memberi keuntungan dan manfaat yang besar, maka selanjutnya model tersebut tinggal diperbanyak dan diperbesar. Ketika hand phone layar sentuh pertama kali dikenalkan maka banyak pihak yang skeptis dan mencemooh konsep tersebut untuk bisa digunakan secara masal, tetapi hari ini sebagian besar hand phone dan gadget menggunakan layar sentuh untuk mengoperasikannya. 

Orang-orang baru tertarik dan berbondong-bondong menjadi follower ketika telah melihat bukti. Tetapi siapa yang mau menjadi pioneer dan memberi bukti kepada orang-orang itu? Tentu bukan orang sembarangan dan hanya sangat sedikit orang yang mau dan mampu melakukannya. Steve Jobs, menunjukkan bahwa handphone layar sentuh Apple bisa handal digunakan dan memberi bukti bagi orang-orang. Ungkapan Steve Jobs yang terkenal yakni

“ People do not know what they want until you show it to them – masyarakat tidak tahu apa yang mereka inginkan sampai Anda tunjukkan kepada mereka !”.

Contoh di dunia perkebunan akan lebih dekat dengan bioeconomy model. Ketika Belanda membawa empat biji sawit lalu tumbuh menjadi pohon sawit lalu dibuatlah perkebunan kecil, lalu semakin luas karena banyak ditiru dan dikembangkan ke banyak tempat. Kondisi tersebut terjadi karena usaha tersebut bisa membuktikan memberi keuntungan menarik. 

Demikian juga dengan pengembangan bioeconomy. Semakin terbukti memberi keuntungan dan manfaat lebih baik, tentu semakin menarik untuk diterapkan dan dikembangkan ke banyak lokasi, bahkan tidak hanya di Indonesia saja tetapi bisa juga di Malaysia dan khususnya negara-negara muslim lainnya. 


Sumber :

http://inovasibiomasa.blogspot.com/2018/04/bioeconomy-model-untuk-indonesia.html

Bioeconomy in the Circular Economy

Bukan Messi, Ronaldo, Neymar! Mathieu Flamini Pesepakbola Terkaya di Bumi

Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, atau Neymar da Silva Santos Junior boleh saja menjadi pesepakbola dengan bayaran terbesar di dunia. Tapi, mereka bukanlah yang terkaya. Predikat itu justru menjadi milik Mathieu Flamini. Kok bisa?

Flamini baru saja pensiun sebagai pemain pada 2019 setelah membela Getafe sepanjang musim 2018/2019. Getafe menjadi klub kelima gelandang berkebangsaan Prancis tersebut sepanjang karier profesional.

Tapi, selama ini orang lebih mengenal Flamini sebagai salah satu legenda Arsenal. Flamini bergabung dengan Arsenal pada 23 Juli 2004. The Gunners membayar Olympique Marseille 480.000 euro dan segera setelahnya menjalani debut pada 15 Agustus 2004 melawan Everton.

Selama bermain untuk The Gunners, Flamini dikenal sebagai tandem sehati Cesc Fabregas di lini tengah. Dia adalah orang yang membuat Gilberto Silva terlempar dari starting line-up. Flamini juga membantu Arsenal menjuarai Piala FA (2004/2005, 2013/2014, 2014/2015), Community Shield (2014), serta runner-up Liga Champions (2005/2006).

"Arsenal ada di hati saya dan mereka (fans) akan ada di hati saya selamanya. Saya akan selalu menjadi penggemar Arsenal dan pergi itu tidak mudah," kata Flamini, dilansir Sky Sports, saat meninggalkan Arsenal menuju AC Milan pada musim panas 2008.

Lima tahun di Milan, Flamini juga menjadi pemain penting di lini tengah. Dia bermain ketika I Rossoneri diperkuat David Beckham dan Filippo Inzaghi. Hasilnya, Flamini membantu Milan mendapatkan Scudetto 2010/2011.

Meski hanya mendapatkan 1 piala, keputusan bermain di Milan mengubah peruntungan Flamini seumur hidup. Di Italia, dia bertemu Pasquale Granata. Bekerjasama dengan University of Pisa, Granata dan Flamini mendirikan GF Biochemicals pada 2008. Nama perusahaan itu diambil dari "Granata" dan "Flamini".

"Saat itu, dia (Pasquale Granata) sudah tertarik dengan masalah perubahan iklim dan kami sangat ingin melakukan sesuatu. Jadi, setelah bertemu dengan seorang ilmuwan, kami bersama-sama mengembangkan bioteknologi ini," kata Flamini ketika berbicara dengan BBC pada 2016.

Apa GF Biochemicals? Itu adalah perusahaan biokimia. Mereka adalah organisasi pertama di dunia yang mampu memproduksi Asam Levulinat secara massal. Asam Levulinat atau yang dikenal sebagai 4-oxopentanoic adalah senyawa organik dengan rumus kimia CH3C(O)CH2CH2CO2H.

Asam Levulinat diklasifikasikan sebagai asam keto. Padatan kristal putih ini larut dalam air dan pelarut organik polar. Ini berasal dari degradasi selulosa dan merupakan prekursor potensial untuk biofuel, seperti etil levulinat. Senyawa ini pertama kali dibuat oleh ahli kimia Belanda, Gerardus Johannes Mulder, dengan memanaskan fruktosa dan asam klorida. Tapi,  Asam Levulinat belum mencapai penggunaan komersial dalam volume yang signifikan.

Produksi komersial pertama Asam Levulinat dimulai oleh A.E. Statey pada 1940-an. Lalu, pada 1953, Quaker Oats mengembangkan proses berkelanjutan untuk produksi Asam Levulinat. Selanjutnya, pada 1956 diidentifikasi sebagai bahan kimia platform dengan potensi tinggi. Kemudian, pada 2004 Departemen Energi AS (US DoE) mengidentifikasi Asam Levulinat sebagai salah satu dari 12 bahan kimia platform potensial dalam konsep biorefinery.

Banyak konsep untuk produksi Asam Levulinat secara komersial didasarkan pada teknologi asam kuat. Proses dilakukan secara terus menerus pada tekanan dan suhu tinggi.

Lignoselulosa adalah bahan awal yang murah. Asam levulinat dipisahkan dari katalis asam mineral dengan ekstraksi. Asam levulinat dimurnikan dengan destilasi. GF Biochemicals memulai produksi komersial Asam Levulinat pada 2015 dengan skala produksi 2.000 MT/a di Caserta, Italia.

Asam Levulinat digunakan sebagai prekursor untuk obat-obatan, plasticizer, dan berbagai zat aditif lainnya. Asam Levulinat juga digunakan di industri kosmetik dan parfum. Senyawa ini juga mulai banyak digunakan di industri rokok untuk mengurangi kadang nikotin dalam tembakau.

Dengan Asam Levulinat, industri akan semakin ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sehingga, pada 2017, GF Biochemicals mengumumkan membangun penyulingan bioteknologi selulosa di AS, bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi lokal, American Process.

"Ini akan membantu mengurangi pencemaran udara. Asam ini memiliki potensi kuat karena bereaksi persis seperti minyak bumi, yang berarti dapat menggantikan bahan bakar minyak," ucap Flamini.

Flamini juga merupakan bagian dari tim yang menciptakan BIOCIRCE (Bioeconomy in the Circular economy). Itu gelar master pertama di Eropa yang didedikasikan untuk mempromosikan pendidikan bioekonomi. Ini diluncurkan bekerja sama dengan salah satu bank di Italia, Intesa Sanpaolo, Novamont (produsen bioplastik), dan University of Napoli

Selain itu, Flamini juga ikut mendirikan The BioJournal. Itu adalah majalah digital pertama di dunia yang didedikasikan sepenuhnya untuk dunia bioteknologi dan kelestarian lingkungan, yang dikelola oleh jurnalis lingkungan Italia, Mario Bonaccorso.

"Saya sangat beruntung. Untuk operasi sehari-hari kami memiliki tim yang sangat kuat di lapangan yang berasal dari perusahaan kimia yang sangat besar. Kami punya 80 pegawai yang langsung bekerja untuk kami dan 400 lainnya terkait dengan perusahaan kami. Saya lebih fokus pada strategi perusahaan," ungkap Flamini.

Lalu, berapa keuntungan Flamini dan perusahaannya? Analis menyebut angka 20 miliar pounds! Bahkan, ada yang menyatakan Flamini dan partnernya seperti Mark Zuckerberg, Jack Ma, atau Bill Gates di dunia bioteknologi.

Menurut Forbes, kekayaan bersih Mathieu Flamini adalah USD 14 miliar atau sekitar Rp 198,7 triliun. Wow.

"Saya ingin memperjelas kepada anda bahwa prioritas saya adalah sepakbola. Saya ingin dikenal sebagai pesepakbola karena itu cita-cita saya sejak kecil. Tapi, seperti yang bisa anda bayangkan, seorang pemain sepakbola boleh memiliki minat lain di luar lapangan bukan? Dan, minat saya adalah bioekonomi," pungkas pria kelahiran Marseille, 7 Maret 1984, itu.


Sumber :

https://www.libero.id/detail/3364/bukan-messi-ronaldo-neymar-mathieu-flamini-pesepakbola-terkaya-di-bumi.html

https://www.bioeconomy.fi/bioeconomy-more-than-circular-economy/