Pages

Sunday, November 21, 2021

Sejarah World Tree Day

Selamat Hari Pohon Sedunia, Inilah Sejarah World Tree Day dan 10 Manfaat Pohon bagi Kehidupan

Minggu, 21 November 2021 09:18 WIB

World Tree Day atau Hari Pohon Sedunia diperingati setiap 21 November. Peringatan tersebut jatuh pada Minggu (21/11/2021) ini. Hari Pohon Sedunia bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat dunia tentang pentingnya eksistensi pohon dan berbagai manfaat kehidupan yang diperoleh.

Melansir sulawesi.gakkum.menlhk.go.id, latar belakang lahirnya Hari Pohon Sedunia berasal dari gagasan seorang aktivis pecinta alam dari Amerika Serikat, Julius Sterling Morton, yang mengampanyekan gerakan menanam pohon.

Suatu hari pada 1854, ia dan istrinya, Caroline Joy French, pindah dari Michigan ke Nebraska. Nebraska adalah daerah yang baru dihuni dan tidak terdapat pepohonan di sana. Morton mengajak warga untuk menanam pohon di Nebraska agar lingkungan menjadi indah dan kelestarian pohon tetap terjaga di daerah tempat tinggalnya.

Pada 10 April 1872, Morton kemudian mengusulkan satu hari yang akan digunakan untuk menanam pohon. Usulan tersebut disepakati pemerintah setempat dan Hari Pohon Sedunia diperingati setiap 21 November.

Peringatan Hari Pohon Sedunia pertama diselenggarakan di Spanyol. Dalam peringatan tersebut, ada banyak orang yang melakukan penanaman pohon. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut World Tree Day adalah Arbor Day.

Arbor adalah kata dari bahasa latin yang berarti pohon. Gerakan penanaman pohon yang dipelopori oleh Morton sekaligus menjadi pengingat bagi manusia untuk menjaga kelangsungan makluk hidup lainnya agar ekosistem tetap seimbang.

Selain itu, menanam pohon juga dapat mengurangi risiko pemanasan global, mencegah banjir, tanah longsor, tempat hidup fauna (burung), dan membuat iklim mikro yang baik.


Manfaat Pohon

Dilansir Gramedia, berikut ini 10 manfaat pohon untuk kehidupan:


1. Penghasil Oksigen

Pohon termasuk tumbuhan hijau yang dapat menghasilkan oksigen. Oksigen adalah gas yang dibutuhkan makhluk hidup seperti manusia dan hewan untuk bernapas. Proses fotosintesis pada tumbuhan terjadi di daun.

Hasil dari proses ini yaitu oksigen dan gula yang menjadi cadangan makanan tumbuhan itu sendiri. Selain menghasilkan oksigen, tumbuhan juga dapat menyerap karbon dioksida, yaitu kandungan gas yang beracun.

Adanya pohon yang cukup banyak dapat mengurangi karbondioksida dan menghasilkan lebih banyak oksigen.


2. Sumber Makanan

Pohon yang sehat akan menghasilkan daun yang lebat. Daun ini nantinya bermanfaat sebagai bahan makanaan bagi sebagian hewan herbivora dan juga sumber makanan bagi manusia. Bagian pohon tertentu dapat diolah menjadi berbagai macam makanan.

Jenis pohon yang dapat diolah menjadi bahan makanan adalah pohon sagu. Selain pohon, tumbuhan lain yang berdaun hijau juga bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia dan hewan, misalnya singkong, ubi jalar, pohon pepaya, pohon pisang, dan lain-lain.


3. Mengendalikan Suhu

Adanya pohon yang banyak dan lebat di suatu wilayah dapat menurunkan suhu wilayah. Hal ini terjadi karena semakin banyak pohon maka semakin banyak oksigen yang dihasilkan. Dengan menanam pohon di daerah gersang dapat mengurangi pemanasan global dan menurunkan suhu wilayah yang panas.

Selain itu, keberadaan pohon juga diperlukan di pinggir jalan raya yang ramai, agar dapat menyerap karbon dioksida dan menurunkan suhu aspal yang memanas. Jalan menjadi lebih rindang serta aman dan nyaman untuk pejalan kaki.


4. Mengurangi Polusi Udara

Polusi udara di Bumi terus meningkat dan tidak diimbangi dengan adanya pohon-pohon yang dapat mengurangi risiko pencemaran udara. Zat-zat yang terkandung dalam polusi udara berpotensi menyebabkan gangguna pernapasan pada manusia.

Pohon-pohon yang banyak dan rindang sangat dibutuhkan di area publik terutama di pinggir jalan dan tempat yang menghasilkan polusi udara. Zat berbahaya akan diserap oleh daun-daun di pohon, sehingga dapat membersihkan udara dan membuat lingkungan menjadi lebih sejuk.


5. Mencegah Perubahan Iklim

Perubahan iklim dapat terjadi karena suhu di Bumi terus meningkat. Hal ini dapat ditangani dengan menanam pohon lebih banyak, terutama pada area-area gersang, jalan, industri, dan yang berpotensi meningkatkan suhu Bumi.

Pohon-pohon akan menghasilkan oksigen lebih banyak dan menurunkan suhu Bumi yang panas. Selain itu, pohon-pohon berkontribusi dalam mencegahan efek rumah kaca yang dapat merusak lapisan ozon.


6. Menjaga Kesehatan Mental

Lingkungan tempat tinggal manusia dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang. Manfaat adanya tumbuhan dan pohon-pohon rindang adalah memberikan lingkungan yang asri dan sejuk. Kondisi ini dapat menjaga kesehatan mental dan fisik manusia.

Rasa sejuk dan segar yang alami akan berdampak positif pada pola pikir manusia, sehingga dapat mengurangi stress dan kecemasan.


7. Meningkatkan Mood dan Konsentrasi

Manfaat lain yang diperoleh dari adanya pohon dan tumbuhan di Bumi adalah meningkatkan suasana hati yang baik. Berbagai jenis pohon yang memiliki keindahan warna-warni seperti pohon sakura dapat menciptakan suasana yang nyaman dan tenang.

Selain itu, melihat tanaman yang indah dapat meningkatkan konsentrasi dan lebih rileks dalam berpikir.


8. Sumber Obat-obatan Herbal

Sebagian pohon dan tumbuhan memiliki manfaat untuk kesehatan, misalnya daun-daun pohon tertentu yang dapat dijadikan obat gatal. Bagian pohon yang lain juga dapat dijadikan bahan obat misalnya getah pohon dan bunganya.

Selain menjadi penyejuk lingkungan, pohon-pohon tertentu memberikan manfaat sebagai bahan obat herbal.


9. Menjaga Kualitas Tanah

Kualitas tanah di suatu daerah dapat dipengaruhi oleh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Akar dan mikroorganisme yang hidup di tanah dapat mengurangi risiko erosi pada tanah karena dapat membuat tanah lebih padat. 

Manfaat lainnya yaitu pembusukan yang berlangsung di atas tanah, terutama di dekat pohon dan tanaman. Daun maupun bagian tumbuhan yang membusuk dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas tanah.


10. Mengatur Siklus Air

Keberadaan pohon dan tanaman dapat mengatur siklus air dengan menjaga kelembaban di dalam tanah. Tumbuhan menghasilkan 10% kelembaban ke atmosfer setelah mengalami proses transpirasi. Akar tumbuhan berfungsi menyerap air tanah dan melepaskannya melalui pori-pori daun.

Siklus air yang dimulai dari air tanah akan kembali dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk zat yang bersih.


Sumber :

https://m.tribunnews.com/amp/internasional/2021/11/21/selamat-hari-pohon-sedunia-inilah-sejarah-world-tree-day-dan-10-manfaat-pohon-bagi-kehidupan?page=all

Sunday, November 14, 2021

Perubahan Iklim Global

Ancaman Selain Covid Kian Nyata, Warga RI Bisa Berumur Pendek

NEWS Sabtu, 02/10/2021 13:30 WIB   

Indonesia menghadapi ancaman perubahan iklim akibat polusi udara dan deforestasi. Para ilmuwan dari University of Chicago University of Chicago. Hal itu tertulis dalam laporan berjudul "Air Quality Life Index 2021". Mereka menyebut hal ini dikarenakan polusi udara yang ditimbulkan.

Bahkan, polusi akibat pembangkit listrik batubara (PLTU) di yang diizinkan di Indonesia lebih tinggi dari China dan India.

"Pembangkit listrik tenaga batu bara Indonesia saat ini diizinkan untuk memancarkan 3 hingga 7,5 kali lebih banyak partikel, NOx dan SO2 daripada pembangkit listrik tenaga batu bara China," ujar laporan itu dikutip CNBC Indonesia Sabtu (2/10/2021).

Selain polusi udara kebakaran hutan dan deforestasi menjadi sesuatu yang digarisbawahi oleh para peneliti. Mereka mengkhususkan pada beberapa wilayah seperti Palangkaraya dan Palembang yang mengalami kabut asap pasca kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir.

Ini mengancam harapan hidup di kedua wilayah itu. "Bagi penduduk kota-kota ini, harapan hidup bisa 2 tahun lebih rendah jika mereka tidak memenuhi standar WHO," tulis penelitian itu.

Peneliti pun juga mengatakan beberapa benefit yang akan didapatkan Indonesia bila fokus dalam mengelola emosinya. Mereka mengklaim bahwa angka harapan hidup di Jakarta dan beberapa kota lain di Pulau Jawa bisa naik hingga di atas 5 tahun juga kualitas udara Indonesia menyamai standar WHO.

"Di pulau Jawa, pusat penduduk dan industri Indonesia, 11 juta penduduk Jakarta bisa mendapatkan rata-rata 5,5 tahun kenaikan dalam harapan hidup jika polusi partikulat memenuhi pedoman WHO," tambah laporan itu.

Sebelumnya alarm perubahan iklim global juga sudah dialamatkan kepada Indonesia. Sebuah laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim(IPCC) menemukan bahwa dunia mungkin memanas hingga 1,5°C pada awal 2030-an. Ini mengancam kota-kota seperti Jakarta.


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/news/20211002115854-4-280885/ancaman-selain-covid-kian-nyata-warga-ri-bisa-berumur-pendek/amp

Thursday, November 4, 2021

Green Economy

A green economy is defined as low carbon, resource efficient and socially inclusive. In a green economy, growth in employment and income are driven by public and private investment into such economic activities, infrastructure and assets that allow reduced carbon emissions and pollution, enhanced energy and resource efficiency, and prevention of the loss of biodiversity and ecosystem services.

These green investments need to be enabled and supported through targeted public expenditure, policy reforms and changes in taxation and regulation. UN Environment promotes a development path that understands natural capital as a critical economic asset and a source of public benefits, especially for poor people whose livelihoods depend on natural resources. The notion of green economy does not replace sustainable development, but creates a new focus on the economy, investment, capital and infrastructure, employment and skills and positive social and environmental outcomes across Asia and the Pacific.

Green Economy

The role of Green Economy, Sustainable Consumption and Production and Resource Efficiency for Sustainable Development: Sustainable Consumption and Production aims to improve production processes and consumption practices to reduce resource consumption, waste generation and emissions across the full life cycle of processes and products – while Resource Efficiency refers to the ways in which resources are used to deliver value to society and aims to reduce the amount of resources needed, and emissions and waste generated, per unit of product or service. The Green Economy provides a macro-economic approach to sustainable economic growth with a central focus on investments, employment and skills.


The three main areas for the current work on Green Economy are:

1) Advocacy of macro-economic approach to sustainable economic growth through regional, sub-regional and national fora

2) Demonstration of Green Economy approaches with a central focus on access to green finance, technology and investments

3) Support to countries in terms of development and mainstreaming of macro-economic policies to support the transition to a Green Economy


The UN Environment is supporting Mongolia in the implementation of the National Green Development Policy, integration of green economy into local level development plans, Sustainable Development Goals indicators and greening of key sectors


Partnerships

Multi-stakeholder partnerships for the promotion of a Green Economy are supported to accelerate and consolidate sustainable changes in both consumption and production patterns. In addition to Governments and not-for-profit organizations, UN Environment has increased its engagement with the private sector – which is a very important actor in promoting resource efficiency and green economy.


Sumber :

https://www.unep.org/regions/asia-and-pacific/regional-initiatives/supporting-resource-efficiency/green-economy

Wednesday, November 3, 2021

Ekonomi Hijau

Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. 

Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis.

Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari rezim ekonomi lainnya adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset. 

Untuk tinjauan umum tentang kebijakan pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Ekonomi Hijau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), lihat Runnals (2011).


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Hijau

Museum Sampah Plastik di Gresik

Museum dari Sampah Plastik Berdiri di Gresik, Pengunjung Bakal Tergelitik

06 Okt 2021, 07:32 WIB

Permasalahan sampah plastik sudah menahun hingga penyelesaiannya membutuhkan proses panjang dan keterlibatannya semua manusia. Banyak gerakan dari para aktivis lingkungan untuk mengurangi sampah yang sulit didaur ulang ini.

Dilansir dari Asia One, Selasa, 5 Oktober 2021, sejumlah aktivis lingkungan di Indonesia membuat museum yang keseluruhannya terbuat dari plastik. Pameran tersebut berlangsung di ruang terbuka di daerah Gresik, Jawa Timur. 

Butuh tiga bulan lamanya untuk mengumpulkan dan membangun instalasi yang menggunakan lebih dari 10.000 sampah plastik, mulai dari botol, tas, sachet, dan sedotan plastik yang dikumpulkan dari sungai dan pantai yang tercemar. Instalasi dimulai dari terowongan 4444 sepanjang 10 meter.

Terowongan itu dibangun dari sampah plastik yang dikumpulkan dari beberapa sungai sekitar Gresik selama tiga tahun. Pada bagian tengah pameran berdiri patung Dewi Sri, dewi kemakmuran yang diyakini oleh masyarakat Jawa. Rok panjang Dewi Sri terbuat dari sachet barang-barang rumah tangga sekali pakai.

"Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai," ujar Prigi Arisandi, pendiri museum. "Plastik sangat sulit didaur ulang. Mulai hari ini, kita harus berhenti menggunakan plastik sekali pakai karena akan mencemari laut, yang juga merupakan sumber makanan kita," tambahnya.

Permasalahan plastik sangat mendesak di Indonesia, negara kepulauan yang menempati urutan kedua setelah Tiongkok dalam hal banyaknya volume plastik yang berakhir di lautan. Data tersebut berdasarkan artikel yang berjudul ‘Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean’ yang ditulis oleh Jenna R. Jambeck pada 2015. Disebutkan bahwa jumlah sampah plastik laut Indonesia mencapai 0.48–1.29 juta metrik ton per tahun.

Bersama dengan Filipina dan Vietnam, keempat negara tersebut bertanggung jawab atas lebih dari separuh sampah plastik di lautan. Indonesia telah berupaya untuk mengatur regulasi penggunaan kemasan plastik dan telah membuahkan hasil.

 

Pengunjung Pameran

Museum dari Sampah Plastik Ingatkan Besarnya Masalah Lingkungan di Indonesia

Pameran ini telah menerima 400 pengunjung sejak dibuka pada awal bulan lalu. Ahmad Zainuri, seorang mahasiswa, mengaku tersadarkan mengenai besarnya masalah lingkungan ini.

"Saya akan beralih menggunakan tas jinjing dan ketika membeli minuman, saya akan menggunakan tumbler," ujar Ahmad. Pendapat senada juga dikatakan pengunjung lainnya.

"Saya harus membeli barang-barang yang dapat digunakan kembali seperti botol minum, daripada membeli botol plastik," ujar seorang mahasiswa, Ayu Chandra Wulan. "Ketika melihat banyaknya sampah yang ada di sini, saya merasa sedih," lanjutnya.


Gerakan 3R

Pengelolaan Sampah dengan 3R

Untuk membantu mengurangi sampah plastik, Anda dapat menerapkan gerakan 3R, reduce, reuse, dan recycle. Melansir Center For Ecotechnology, Selasa, 5 Oktober 2021, langkah pertama untuk mengurangi plastik secara sederhana yaitu dengan tidak menggunakan plastik.

Anda dapat menggunakan tas kain atau tas yang tidak sekali pakai untuk bepergian dan berbelanja. Hindari pula untuk menggunakan bahan pembersih yang mengandung microbeads.

Kedua, menggunakan kembali kantong atau peralatan makan yang Anda gunakan. Anda juga dapat berkreasi dengan botol plastik bekas dan menjadikannya tempat alat tulis.

Terakhir, daur ulang yaitu mengumpulkan benda-benda plastik yang dapat disalurkan ke tempat daur ulang. Walaupun cukup merepotkan, tetapi tindakan Anda sangat berarti bagi lingkungan dan kelangsungan bumi.  (Gabriella Ajeng Larasati)


Sumber :

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4676642/museum-dari-sampah-plastik-berdiri-di-gresik-pengunjung-bakal-tergelitik