Pages

Monday, May 6, 2024

Sikat Gigi dan Perubahan Iklim Global


Sikat Gigi: Dampak Tak Terduga pada Perubahan Iklim Global.

Siapa sangka bahwa sikat gigi yang Anda gunakan setiap hari dapat menjadi salah satu kontributor terhadap tanda-tanda kiamat? Ya, alat pembersih gigi yang tampaknya sederhana ini ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan iklim global.

Seiring dengan evolusi zaman, sikat gigi telah menjadi barang yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, perkembangan sikat gigi modern ternyata juga membawa dampak yang tidak diinginkan terhadap lingkungan kita.

Pada awalnya, sikat gigi dibuat dari bahan alami seperti bambu atau kayu. Namun, seiring berjalannya waktu, material dasar untuk pembuatan sikat gigi mulai bervariasi, termasuk penggunaan plastik sebagai bahan utama. Perubahan ini telah memberikan kontribusi terhadap krisis lingkungan, karena plastik adalah material yang sulit terurai dan berbahaya bagi lingkungan.

Rekomendasi untuk mengganti sikat gigi adalah setiap tiga hingga empat bulan. Mengingat populasi Indonesia yang mencapai 273 juta jiwa, dan asumsi bahwa setiap individu mengganti sikat gigi secara rutin, ini berarti ada lebih dari satu miliar sampah sikat gigi yang dihasilkan setiap tahun di Indonesia saja. Jika dihitung secara global, jumlah ini mencapai angka yang mencengangkan, sekitar 24 miliar sampah sikat gigi dalam setahun.

Di Amerika Serikat saja, yang memiliki populasi sekitar 331 juta jiwa, jumlah sampah sikat gigi setara dengan empat lilitan bumi dalam setahun. Bahkan, di Inggris sekitar 264 juta sikat gigi dibuang setiap tahun karena telah melewati batas pakai.

Sayangnya, plastik dari sikat gigi membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai, antara 200 hingga 700 tahun. Selama periode tersebut, plastik akan mengeluarkan gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Di laut, plastik dapat menyebabkan kematian bagi berbagai organisme laut, termasuk zooplankton yang memiliki peran penting dalam penyerapan karbon.

Meskipun ada upaya untuk menggunakan plastik yang lebih ramah lingkungan, seperti plastik biodegradable, namun hal ini tidak selalu menjadi solusi yang lebih baik. Plastik biodegradable juga memiliki dampak yang serupa terhadap lingkungan.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk mulai mempertimbangkan dampak lingkungan dari kebiasaan sehari-hari kita, termasuk penggunaan sikat gigi. Mungkin hal yang sederhana seperti mengganti sikat gigi plastik dengan alternatif yang ramah lingkungan dapat menjadi langkah kecil namun berarti dalam melindungi planet kita.

 

Greta Thunberg, seorang gadis berusia 15 tahun, membuat langkah berani dengan mogok sekolah untuk iklim di depan gedung parlemen Swedia pada 15 Agustus 2018. Tindakannya itu menjadi awal dari gerakan besar untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan yang semakin meningkat. Sejak saat itu, Greta telah menjadi simbol perjuangan melawan perubahan iklim di seluruh dunia, menginspirasi jutaan orang untuk turut serta dalam aksi untuk masa depan bumi yang lebih baik.

Menggunakan produk yang ramah lingkungan adalah salah satu cara di mana kita bisa berkontribusi dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Saat ini, banyak alternatif produk ramah lingkungan yang tersedia, mulai dari kemasan makanan hingga pakaian. Misalnya, sikat gigi Natural Bamboo yang terbuat dari 100 persen bambu, mudah terurai dalam tanah, dan menggunakan kemasan kertas daur ulang, sehingga membantu mengurangi jejak lingkungan.

Selain itu, beralih ke transportasi publik merupakan langkah lain yang dapat kita ambil untuk mengurangi polusi udara. Transportasi publik bukan hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga lebih ekonomis dan dapat menghindarkan kita dari kemacetan lalu lintas.

Selanjutnya, kita dapat menghemat penggunaan listrik dengan menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan, seperti energi surya atau tenaga angin. Hal ini dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, yang merupakan sumber utama polusi dan mengancam keberlanjutan lingkungan.

Kita juga bisa berperan dalam mengurangi penggunaan plastik dengan menolak penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Menggantinya dengan berbagai kemasan yang dapat digunakan berulang kali, seperti tas belanja berbahan kain, kotak makan, dan botol minuman, adalah langkah positif dalam mengurangi limbah plastik.

Terakhir, memilah dan mendaur ulang sampah adalah cara efektif untuk mengurangi dampak lingkungan. Dengan memilah sampah menjadi organik dan anorganik, lalu mendaur ulangnya, kita dapat memberikan nilai ekonomis pada sampah dan membantu mengurangi jumlah sampah yang mencemari lingkungan.

Dengan mengambil langkah-langkah sederhana ini, kita semua dapat berkontribusi dalam upaya untuk menyelamatkan lingkungan dan menciptakan masa depan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang.


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240505184306-4-535874/tanda-kiamat-ada-di-mana-mana-mulai-terlihat-dari-dalam-kamar-mandi

https://biz.kompas.com/read/2020/03/24/120116028/belajar-dari-greta-ini-perubahan-yang-bisa-dilakukan-untuk-senyumkanbumi

No comments:

Post a Comment