Jumat, 08 Apr 2022 09:47 WIB
Peneliti menemukan mikroplastik di paru-paru manusia setelah sebelumnya menemukan material tersebut di aliran darah. Para ahli menduga partikel ini masuk melalui saluran nafas.
Istilah mikroplastik pertama kali muncul pada 18 tahun lalu. Kini material tersebut sepertinya ada di mana-mana, termasuk tubuh manusia. Temuan sebelumnya, para ahli menemukan mikroplastik di dalam darah.
Manusia rata-rata mengkonsumsi sekitar 74 ribu partikel plastik per tahun yang sejauh ini belum diketahui efeknya terhadap kesehatan.
Pada Maret lalu, ilmuwan mengumumkan penemuan mikroplastik berada pada aliran darah manusia. Baru-baru ini, mikroplastik ditemukan di bagian manusia yang lebih dalam lagi, yakni di paru-paru.
Studi sebelumnya pada sampel jenazah pengidap kanker paru-paru telah menemukan serat kecil dan serpihan plastik, tetapi tidak ada yang menganalisis susunan polimer sintetis dari temuan tersebut.
Pada studi terbaru ini, beberapa jenis mikroplastik muncul cukup sering, termasuk polietilen, yang ditemukan dalam kantong plastik dan kemasan; resin dari cat, jalan, dan ban; serta nilon dari pakaian.
Meski ditemukan dalam jumlah kecil, mikroplastik tersebar di seluruh paru-paru; semakin bawah lapisan paru-parunya, semakin banyak kontaminasinya.
Tak diduga, partikel-partikel plastik yang ditemukan di dalam paru-paru tersebut berukuran besar.
"Ini mengejutkan karena saluran udara lebih kecil di bagian bawah paru-paru, dan kami mengira partikel dengan ukuran ini akan disaring atau terperangkap sebelum masuk ke dalam paru-paru," jelas spesialis pernapasan Laura Sadofsky dari Sekolah Medis Hull York di Inggris.
Selama beberapa dekade, para ahli memperkirakan hanya partikel dengan diameter di bawah 3 mikrometer yang dapat memasuki daerah alveolus, yang merupakan pusat pertukaran gas di paru-paru.
Saat ini, bukti ilmiah menunjukkan saluran tersebut memiliki diameter sekitar 540 mikrometer dan panjang 1.410 mikrometer.
Namun, penelitian terbaru menemukan partikel plastik dengan panjang hingga 2.475 mikrometer dan lebar hingga 88 mikrometer, yang menurut mereka "terlalu besar untuk ada, namun nyatanya ada."
Studi tersebut menunjukkan bernafas adalah rute reguler paparan mikroplastik bagi manusia, dan kita mungkin menghirup partikel yang lebih besar daripada yang diperkirakan para ahli.
Selain teori tersebut, tak banyak yang diketahui terkait paparan mikroplastik di dalam tubuh. Misalnya, apa sebenarnya pengaruh mikroplastik di paru-paru kita terhadap kesehatan.
"Data ini memberikan kemajuan penting di bidang polusi udara, mikroplastik, dan kesehatan manusia," kata Sadofsky.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220407152811-199-781693/pakar-temukan-mikroplastik-di-paru-paru-masuk-via-pernafasan.
No comments:
Post a Comment