REVOLUSI BIRU
Pohon dan hutan sesungguhnya bukanlah penyumbang penghasil oksigen terbesar di dunia. Yaitu pohon dan hutan hanya menyumbang oksigen sebesar 20% bagi bumi. Dan penghasil oksigen terbesar ternyata berasal dari laut. Fitoplankton adalah penghasil oksigen terbesar yang berada di samudera, yaitu sebesar 50-85% bagi bumi.
Fitoplankton adalah organisme jenis plankton yang sering disebut sebagai mikroalga. Ukuran fitoplankton sangatlah kecil, yaitu berkisar 0,2 𝛍m sampai > 20 𝛍m (1 𝛍m = 0,001 mm), meski kecil, fitoplankton jumlahnya sangat besar, sehingga warna air menjadi kehijauan (pengaruh klorofil).
Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut yang telah mati. Plankton menjadi makanan utama bagi kebanyakan makhluk laut lainnya.
Fitoplankton mendapatkan energi melalui proses fotosintesis dengan menyerap karbondioksida di atmosfer dan mengubahnya menjadi oksigen. Sehingga tidak hanya menghasilkan oksigen, fitoplankton juga bisa mengikat karbondioksida dari atmosfer.
Jika fitoplankton mati dan membusuk di perairan maka oksigen yang telah diproduksi, digunakan bakteria. Sehingga menyebabkan perairan kekurangan oksigen. Kemampuan mengikat karbondioksida dari atmosfer tersebut membuat fitoplankton berfungsi penting sebagai pengendali iklim global, tanpanya atmosfer dan iklim di bumi akan menjadi lebih panas.
Pemanasan global dan polusi saat ini memperburuk kadar oksigen di lautan. Berdasarkan penelitian dari badan konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN) perubahan iklim mengakibatkan turunnya level oksigen pada lautan, bahkan sekitar 700 lautan di dunia mengalami kekurangan oksigen.
Selain dikarenakan perubahan iklim dan pemanasan global, penyebab lainnya adalah karena polusi kimiawi dari pesisir pantai, misalnya nitrogen dan fosfor.
Perubahan ini dapat mengubah kehidupan laut secara signifikan, dimana laut dengan kadar oksigen tipis tidak dapat dihuni oleh hiu dan tuna, dan hanya dapat dihuni oleh ubur-ubur. Jika emisi masih seperti sekarang, maka pada tahun 2100 diperkirakan lautan akan kekurangan 3-4 persen oksigen dari saat ini.
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Nasional Australia menemukan bahwa terdapat sekitar 14 juta ton potongan plastik berukuran kecil atau plastik mikro di dasar laut. Fakta bahwa tingkat pencemaran di dasar laut dua kali lipat dari tingkat pencemaran di permukaan.
Polusi plastik di laut dunia menjadi isu lingkungan. Sehingga perlu segera dicari solusi yang efektif bagi polusi plastik. Salah satunya menyusun strategi pengelolaan limbah serta menciptakan perubahan perilaku dan peluang untuk mencegah plastik maupun sampah lainnya memasuki lingkungan dan laut.
Misalnya dengan mengurangi plastik yang berakhir di lautan dengan cara menghindari penggunaan plastik sekali pakai, mendukung industri daur ulang dan limbah. Termasuk dengan membuang sampah dengan bijak.
Untuk itu selain revolusi hijau di daratan, perlu juga digalakkan revolusi biru demi menjaga kelestarian lingkungan di samudera.
Dan pada akhirnya langit di planet Bumi kita akan tetap biru, serta lautan di Bumi juga akan tetap Biru. Sehingga pada akhirnya planet Bumi kita jika dilihat dari luar angkasa juga akan tetap biru.
No comments:
Post a Comment