Pages

Friday, April 19, 2024

Banjir Parah di Dubai: Badai Vorteks dan Dampak Perubahan Iklim

Banjir yang melanda Dubai baru-baru ini telah menarik perhatian dunia atas penyebab dan dampaknya yang serius. Banjir ini tidak hanya dipicu oleh hujan lebat biasa, tetapi juga oleh faktor-faktor alam yang kompleks, termasuk Badai Vorteks dan perubahan iklim.

Badai Vorteks, sebuah fenomena cuaca yang jarang terjadi di atas Laut Persia, disebut sebagai salah satu pemicu utama hujan ekstrem di Dubai. Badai Vorteks ini menghasilkan pola cuaca yang tidak stabil dan berpotensi menyebabkan hujan deras yang luar biasa di wilayah tersebut. Badan Riset dan Inovasi Nasional (atau BRIN) menyatakan bahwa peningkatan cuaca ekstrem dan pola Badai Vorteks bisa menjadi ancaman serius bagi berbagai negara, termasuk Indonesia.

Badai vortex ini mengacu pada aliran pusaran yang karakteristik anginnya sangat kencang akibat windshear atau bisa juga akibat konvergensi aliran.

Ketika berinteraksi dengan laut, dampak vorteks berpotensi untuk menimbulkan gelombang tinggi yang disertai badai. Apalagi jika berinteraksi dengan air pasang, maka tinggi gelombangnya bisa berkali-kali lipat dari badai biasa.

Hujan ekstrem yang pernah terjadi di sejumlah wilayah Jawa beberapa waktu lalu juga pernah disebabkan oleh badai vorteks. Badai tersebut membentuk klaster hujan dan terjadi acak di berbagai wilayah.

Badai vorteks ditandai dengan pusaran angin dengan radius kurang dari 50 km. 

Terbentuknya badai tersebut, tidak hanya menimbulkan angin kencang yang bertahan lama dengan kecepatan konstan, tetapi juga disertai pembentukan hujan ekstrem dalam pola memanjang dan meluas di sepanjang pergerakan di atas lautan. Fenomena ini kemudian menimbulkan badai ekstrem disertai gelombang tinggi.

Dari kajian klimatologi, banjir bandang di Dubai disebabkan oleh badai vorteks yang semula berada di kawasan Oman. Badai ini bergerak menuju bagian barat Dubai dan membesar hingga ke perairan Teluk Persia. Saat berada di perairan ini, badai vorteks memasuki kawasan bertekanan rendah.

Kawasan bertekanan rendah itu diakibatkan oleh suhu permukaan laut yang meningkat. Permukaan laut yang panas itu diakibatkan oleh pemanasan global, lalu ditransfer ke atmosfer, sembari menambahkan energi yang sampai ke atmosfer itulah yang menyebabkan terjadinya hujan, bahkan mencapai skala ekstrem untuk Dubai.

Selain badai vorteks yang terbentuk di atas Laut Persia menimbulkan hujan ekstrem sehingga membuat Dubai banjir, badai vorteks juga bergerak ke arah timur laut ini juga menyebabkan banjir bandang di Oman, Afghanistan, Pakistan. 

Dari sistem cuaca yang normal, terjadi kontras antara suhu yang lebih hangat di permukaan tanah dan suhu yang lebih dingin di permukaan tanah. Kondisi ini kemudian menciptakan badai petir yang dahsyat.

Selain faktor alam seperti Badai Vorteks, perubahan iklim juga berperan dalam meningkatkan risiko banjir di Dubai. Peneliti dari BRIN, seperti yang dilaporkan oleh Tempo, menekankan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan intensitas hujan yang lebih tinggi dan pola cuaca yang tidak stabil di seluruh dunia, termasuk di kawasan Timur Tengah. Hal ini mengakibatkan hujan lebat yang jarang terjadi dan dapat memicu banjir bandang seperti yang terjadi di Dubai.

Para ilmuwan iklim mengatakan kenaikan suhu global, yang disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penggunaan berlebih BBM, menyebabkan terjadinya cuaca yang lebih ekstrem di seluruh dunia, termasuk curah hujan yang tinggi.

Dalam laporan yang lebih luas disebutkan bahwa banjir di Dubai adalah contoh nyata dari dampak perubahan iklim yang semakin terasa di berbagai belahan dunia. Perubahan iklim tidak hanya meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam, tetapi juga mengancam infrastruktur kota-kota besar seperti Dubai.

Pemanasan global telah mengakibatkan air menjadi hangat "luar biasa" di laut sekitar Dubai, yang juga memiliki udara sangat hangat di atasnya.

Curah hujan ekstrem, seperti di Uni Emirat Arab dan Oman, kemungkinan akan bertambah buruk di banyak tempat akibat dampak perubahan iklim.

Curah hujan menjadi jauh lebih deras di seluruh dunia seiring dengan pemanasan iklim karena atmosfer yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak kelembapan.

Jika kondisinya sempurna untuk hujan lebat, udara akan lebih lembap, sehingga hujan akan turun lebih deras. Kelembapan ekstra ini terjadi karena udara menjadi lebih hangat, yang disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Dampak perubahan iklim yang memicu pemanasan global serta fenomena lainnya di dunia sangat besar dan berpotensi membahayakan. Pada kasus terbaru di Indonesia, contohnya pada kejadian banjir Demak beberapa waktu lalu.

Sangat penting mengenai literasi klimatologi dan edukasi bahwa cuaca dan iklim perlu diantisipasi. Belajar dari kasus Dubai yang dipicu perubahan iklim, maka dari itu kita harus waspada

Sekali lagi, banjir bandang di Dubai murni akibat perubahan iklim yang kini telah menyebar ke skala global. Dampaknya tidak lagi sekadar teori atau kajian saja, tapi sudah mengarah kepada bencana nyata yang bisa saja menyebabkan korban jiwa.

Kesimpulannya, banjir parah di Dubai adalah hasil dari kombinasi antara Badai Vorteks yang jarang terjadi di atas Laut Persia dan dampak perubahan iklim yang semakin terasa. Peningkatan cuaca ekstrem dan intensitas hujan yang disebabkan oleh perubahan iklim menjadi tantangan serius bagi kota-kota yang rentan terhadap bencana alam. Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama global dalam mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana alam menjadi sangat penting untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur kota-kota di masa depan.


Sumber :

https://m.bisnis.com/amp/read/20240418/19/1758381/brin-badai-vorteks-di-atas-laut-persia-jadi-pemicu-hujan-ekstrem-di-dubai

https://kumparan.com/kumparannews/benarkah-badai-vortex-raksasa-ancam-jakarta-dan-sekitarnya-hujan-berhari-hari-206JkQd9Tly

https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-017810444/brin-peringatkan-peningkatan-cuaca-ekstrem-dan-polar-vortex-sampai-pertengahan-maret-2024?page=all

https://tekno.tempo.co/read/1857986/peneliti-brin-ihwal-banjir-bandang-dubai-dipicu-perubahan-iklim-dan-badai-vorteks

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240419065240-641-1087898/fakta-fakta-ilmiah-banjir-parah-di-dubai-badai-hingga-krisis-iklim

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240418134602-4-531347/terungkap-ini-dia-penyebab-malapetaka-banjir-besar-di-dubai

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6364587/mengenal-badai-vorteks-penyebab-hujan-ekstrem-di-wilayah-jawa

No comments:

Post a Comment