Pages

Sunday, July 30, 2023

Riset: Paparan BPA pada Plastik Bisa Sebabkan Autis

14/04/2023

BPA dalam kemasan plastik, efek buruk BPA dalam kemasan plastik untuk kesehatan.

Dalam sebuah riset terbaru, dikemukakan bahwa senyawa Bisphenol A (BPA) berkontribusi meningkatkan jumlah anak autis di Indonesia. Hal ini disampaikan Dr Imaculata, pakar pendidikan anak autis dan pendiri sekolah Imaculata Autism Boarding School dalam siaran pers, Jumat (14/4/2023). 

“Penggunaan kemasan plastik yang mengandung bisphenol A secara terus menerus menjadi salah satu sebab. Lihat saja perilaku kita sehari-hari, hampir tak pernah lepas dari plastik yang mengandung BPA. Makan, minum, mainan semua menggunakan plastik yang mengandung BPA," kata Dr Imaculata. 

Menurut Dr Imaculata, jumlah penyandang autisme meningkat terus di Indonesia, dengan tambahan 500 anak pengidap autis tiap tahun. Menurut data terakhir pada 2021, jumlah penderita anak Autisme di Indonesia naik drastis hingga mencapai sekitar 2,4 juta. 

Dr Imacula mengamati kenaikan jumlah siswa yang mengidap autis ini di sekolahnya. Jumlah siswa yang mengalami autis terus meningkat sedikitnya ada 600 anak autis tahun 2021, yang masuk daftar waiting list untuk bisa masuk sekolah tersebut. 

Pada 2000, tercatat perbandingan anak autis di Indonesia adalah 1:500. Artinya, setiap 500 anak terdapat satu anak penyandang autisme. Pada tahun 2004, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah anak penyandang autis naik jadi 475.000, dan pada 2006 jumlah anak penyandang autis di Indonesia adalah 1:150, artinya setiap 150 anak terdapat satu anak autis. 

“Ini berarti naik 300 persen hanya dalam tempo 6 tahun. Jika mengacu pada jumlah anak Indonesia pada 2012 adalah 52 juta, maka jumlah anak autis pada 2012 sebanyak 532.200 anak. Jika pertambahan anak autis tiap tahun sebesar 53.220 anak, dan tiap hari ada penyandang autis sebanyak 147 anak, maka dalam 10 tahun sedikitnya sudah mencapai angka 529.200. Wajar jika pada 2021 saja diperkirakan jumlahnya sudah sebanyak 2,4 juta,” kata Dr Imacula. 

Sementara itu, studi yang ditulis Jinan Zeidan dari McGill University Montreal dan tim di jurnal Autism Research pada awal Maret 2022 menemukan bahwa prevalensi global autisme telah meningkat menjadi 1 dari 100 anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan, dalam publikasinya pada akhir Maret 2023 bahwa prevalensi autisme 1:100 anak rata-rata terjadi secara global. 

Menurut Dr Imacula, Indonesia memang minim dan tertinggal jauh dalam riset yang fokus mengaitkan antara senyawa BPA dan penyakit autisme pada anak, tapi riset sejenis di dunia internasional bukanlah hal baru. Pada 2021, saja tercatat ada 5 riset tentang pengaruh BPA dan gangguan autisme pada anak. 

Salah satunya adalah studi dari Universitas Chulalongkorn, Universitas Tohoku, dan Universitas George Washington dan dipublikasikan pada 2021 di jurnal Scientific Reports dengan judul “Identification of sex-specific autism candidate genes responsible for the effects of Bisphenol A exposure in the brain”. 

“Banyak penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat merusak fungsi otak, dan hal ini terkait dengan terganggunya fungsi otak pada gangguan spektrum autisme (ASD). Para ilmuwan percaya bahwa BPA mungkin menjadi salah satu faktor risiko lingkungan utama untuk ASD,” kata Asisten Profesor Dr. Tewarit Sarachana, kepala unit penelitian System Neuroscience of Autism and Psychiatric Disorder (SYNAPS) di Universitas Chulalongkorn, Thailand. 

Kajian dari Development of Male and Female Children at 36 Months oleh Dr Bruce Lanphear dari Simon Fraser University, Vancouver, British Columbia menyebut, anak-anak yang dilahirkan dari wanita dengan kadar BPA lebih tinggi cenderung memiliki risiko autisme lebih tinggi. 

"Kami menemukan bahwa konsumsi air kemasan botol oleh ibu hamil, yang merupakan salah satu sumber potensial paparan BPA, terkait dengan peningkatan risiko autisme pada keturunan,” mengutip riset tersebut.


https://money.kompas.com/read/2023/04/14/140000726/riset--paparan-bpa-pada-plastik-bisa-sebabkan-autis?page=all#page2.

No comments:

Post a Comment