Saturday, September 28, 2024
Gambaran Umum Circular Economy : Bab 2.9
Sunday, September 15, 2024
Gambaran Umum Circular Economy : Bab 2.8
PUNTUNG ROKOK
Artikel ini tidak berfokus membahas asap rokok, termasuk tidak membahas rokok yang dapat menyebabkan kanker, karena Total Aerosol Residue (TAR) sebagai partikulat dari produk tembakau, seperti rokok, cerutu, dan tembakau linting.
Namun kita akan membahas salah satu bagian dari rokok filter. Puntung rokok kecil dan cenderung tidak diperhatikan tetapi mereka bersembunyi hampir di mana-mana.
Tapi tunggu dulu, bukankah puntung rokok terbuat dari kapas atau kertas? TIDAK, puntung rokok sebagian besar terbuat dari plastik. Bertentangan dengan apa yang diyakini banyak orang, puntung rokok tidak berbahaya. Mereka terbuat dari selulosa asetat, bahan plastik buatan manusia, dan mengandung ratusan bahan kimia beracun.
Filter ini dibuat menggunakan plastik sintetis yang disebut selulosa asetat untuk mengurangi paparan dari bahan kimia dalam asap rokok. Saat rokok usai dihisap, filter ini biasa kita sebut sebagai puntung rokok.
Sebenarnya selulosa asetat dapat dengan cepat terdegradasi dalam hitungan bulan di bawah kondisi yang tepat, namun umumnya puntung rokok yang dibuang di tempat terbuka memakan waktu hingga 10 tahun untuk terurai sehingga menambah masalah bagi lingkungan.
Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam. Sehingga selain berdampak buruk bagi lingkungan, puntung rokok juga dapat merusak tanaman dan hewan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya dua pertiga puntung rokok ditemukan berserakan di trotoar atau selokan, dan akhirnya berujung di lautan. Yaitu sebanyak dua pertiga dari total 5,6 triliun batang rokok atau 4,5 triliun puntung rokok yang dihisap setiap tahun dibuang sembarangan.
Berdasarkan data dari CNN (hari Jumat, tanggal 25 Januari 2019), sekitar 6 triliun rokok diproduksi setiap tahun dan lebih dari 90% filternya mengandung plastik, hal ini setara dengan 1 juta ton plastik setiap tahun yang diproduksi dari rokok.
Lalu apa dampak puntung rokok yang dilemparkan ke tanah terhadap tanaman?
Dikutip dari theconversation dot com yang melakukan percobaan dengan meletakkan puntung rokok baru dan puntung rokok bekas dibakar ke pot berisi rumput untuk melihat pengaruhnya.
Pertumbuhan tanaman di sekitar kayu kecil versus pertumbuhan tanaman di sekitar puntung rokok. Puntung rokok mengurangi tumbuhnya kecambah pada rumput hingga 25%, dan puntung rokok mengurangi jumlah biomassa akar semanggi hampir 60%.
Itu lah puntung rokok, bahan yang mengandung plastik yang menjadi polusi terbesar. Kecil tapi mematikan.
Tuesday, September 10, 2024
Gambaran Umum Circular Economy : Bab 2.7
SEDOTAN PLASTIK
Limbah plastik diantaranya dari kontribusi kantong kresek dan botol plastik, serta yang paling besar adalah sedotan plastik sekali pakai. Data menunjukkan bahwa 86% sampah plastik di dunia berasal dari Asia. Bahkan menurut Jenna R Jambeck, seorang ahli lingkungan, bahwa Indonesia berada pada posisi kedua dunia sebagai negara penyumbang sampah plastik ke lautan. Diprediksi oleh Ecowatch, bahwa pada tahun 2025 Indonesia akan menjadi salah satu dari lima negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Berdasarkan data dari Divers Clean Action pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang atau jika direntangkan mempunyai panjang 16.784 km, ini setara jarak antara Jakarta ke kota Meksiko.
Artinya dalam seminggu pemakaian sedotan tersebut sama dengan 117.449 kilometer, jika diketahui bahwa jarak satu kali keliling Bumi adalah 40.075 maka sedotan tersebut dapat mengitari Bumi sebanyak 3 kali.
Parahnya, sampah sedotan plastik tersebut mengotori perairan dan pantai di Indonesia. Padahal sedotan ini hanya digunakan sesaat saja namun perlu waktu bertahun-tahun untuk terurai. Jika remahan plastik atau microplastic masuk ke lautan dan dimakan binatang laut yang pada akhirnya juga akan dikonsumsi manusia.
Solusi sederhana adalah menggunakan sedotan pakai ulang yang saat ini mulai menjadi budaya kaum urban baru dan menjadi tren gaya hidup baru di masyarakat. Sedotan yang ramah lingkungan ini berbahan dasar dari sedotan stainless steel, bambu, kaca hingga bioplastic.