Kebijakan Ekonomi Mesti Selaras dengan Mitigasi Perubahan Iklim, Ini Alasannya
Selasa 22 Februari 2022, 13:27 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melepasliarkan burung saat mengikuti 'social program' dalam rangkaian FMCBG G20, Jumat (18/2).
KESELARASAN kebijakan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memitigasi dampak perubahan iklim dinilai menjadi agenda menantang. Pasalnya, aktivitas ekonomi identik dengan peningkatan emisi karbon yang cukup besar.
Berdasarkan data United Nations Environtment Programme (UNEP), pemulihan ekonomi global dari pandemi mendorong peningkatan emisi karbon. Pada periode Januari-Mei 2021, emisi karbon yang dihasilkan telah melampaui level prapandemi.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam webinar Green Economy Outlook 2022 bertajuk Arah Kebijakan Indonesia dan Tantangan dalam Mewujudkan Green Economy, Selasa (22/2).
"Pada saat dunia sudah mulai mengalami pemulihan ekonomi, kita melihat tingkat emisi global dari terutama sektor energi, industri, dan residensi kembali melonjak pada level yang bahkan lebih tinggi dari periode sebelum pandemi covid," jelasnya.
Sri Mulyani mengatakan, hal itu menjadi tantangan, tidak saja bagi Indonesia, melainkan bagi seluruh negara di dunia. Pasalnya, sejumlah negara juga telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon untuk menekan kenaikan suhu bumi akibat perubahan iklim.
Namun di saat yang sama, aktivitas ekonomi harus dijalankan agar mampu bangkit akibat keterpurukan di masa pandemi. Untuk itu, desain kebijakan yang selaras antara pemulihan ekonomi dan menjaga iklim dunia menjadi hal yang krusial.
"Ini merupakan topik yang luar biasa penting, bagaimana dunia bisa berikhtiar untuk menghindari dunia ini mengalami kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat celcius yang akan menjadi tresshold bagi konsekuensi climate change yang sangat besar," tutur Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyampaikan, Indonesia sebetulnya telah meletakkan komitmen penuh untuk melawan perubahan iklim.
Dalam Paris Agreement misalnya, Indonesia berkomitmen berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% di 2030 dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional. Lalu dalam pertemuan Glasgow COP26 di 2021 lalu, Indonesia turut berkomitmen dan mendukung upaya nol emisi pada 2060 untuk menghindari kenaikan suhu bumi.
"Artinya, kegiatan ekonomi dan masyarakat harus dibarengi dengan upaya agar jumlah emisi CO2 harus bisa diimbangi atau dikurangi, sehingga secara neto menjadi nol. Tidak ada tambahan jumlah CO2 di dunia ini pada 2060. Ini adalah suatu target yang sangat kompleks untuk bisa dicapai," urainya.
Sri Mulyani yang karib disapa Ani itu menambahkan, sedianya pandemi covid telah membuat iklim bumi sedikit membaik. Pada 2020 misalnya, akibat terhentinya aktivitas ekonomi, terjadi penurunan emisi CO2 global hingga 6,4%, setara 2,3 miliar ton CO2. (A-2)
Sumber:
https://mediaindonesia.com/ekonomi/473170/kebijakan-ekonomi-mesti-selaras-dengan-mitigasi-perubahan-iklim-ini-alasannya